- Membantu mengeluarkan racun dan radikal bebas dari dalam tubuh
- Merangsang produksi kolagen
- Mencegah timbulnya jerawat
- Mengurangi selulit
the dream wil be come true..
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman(Kolam Susu, Koes Ploes). Menyimak lagu 'Kolam Susu' Koes Ploes, akan membuatkita prihatin. Apalagi saat ini, negeri kita sudah sangat tergantung padaproduk impor. Produk impor tidak hanyadipajang di mal tapi juga sudah menyerbu pasar tradisional. Salah satu faktor penyebab kenapa orangsangat tergantung terhadap produk impor, akibat produksi dalam negeri tidakdapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya di samping mutu barang yang dihasilkancukup rendah.
Produk luar merambahIndonesia cukup dahsyat akhir-akhir ini. Dari kosmetik hingga mainan anak-anak.Dari yang aman sampai yang berbahaya. Padahal Indonesia sendiri sebenarnyamampu memproduksi barang-barang seperti itu. Dalam hal ini kelemahan terletakdi tangan pemerintah. Payung hukum ada tetapi tidak dilaksanakan. Seperti imporberas. Indonesia adalah ladang beras tetapi kenapa tidak menggalakkan produksidalam negeri? kondisi ini sepertinyasengaja diciptakan karena ada kepentingan lain di balik itu. Sebuah lahan suburuntuk mencari keuntungan pribadi.
Bisa kita lihat jugamasyarakat Indonesia memiliki gengsi yang cukup tinggi. Akan merasa lebihpercaya diri jika memakai produk-produk luar negeri. Apalagi tiap harimasyarakat disuguhi tayangan TV yang selalu menampilkan iklan-iklan produk luarnegeri. Mau tidak mau, hal ini juga akan mempengaruhi minat masyarakat untuk memakai.
Seiringberjalannya waktu, kita bisa melihat semua telah tersaingi oleh barang-barangimpor. Saat ini masyarakat telah dininabobokan dan dibiasakan untuk mencintaiproduk luar negeri. Sampai buah-buahan pun kini sudah berganti dengan buah impor.
Ini menjadi ironi bagi bangsa INDONESIA.
Akibat Jangka Panjangnya
Impor yang terus membengkak membuatIndonesia makin bergantung pada produk asing. Secara ekonomi ketergantungan akan menyulitkan di masa yang akan datang. Ketergantunganidentik dengan kemiskinan, ketidakmampuan. Ketergantungan seperti inimembutuhkan biaya tinggi untuk membeli barang-barang tersebut dan lama-kelamaan terjadi ekploitasi alam secara besar-besaran sebagai risikonya.
Kalau melihat banyaknya sayur, buahdan ikan impor sepertinya ungkapan tanah Indonesia layaknya tanah surga sepertilagu Koes Plus tidak akan berlaku lagi. Sebab saat ini hasil pertanian imporyang membanjiri pasar. Hal ini membuat petani petani bisa gulung tikar danenggan menggarap lahan karena takut rugi. Perdagangan bebas telah membuat Indonesia terpuruk. Indonesia makinbergantung pada produk impor, yang berdampak pada kebangkrutan industri dalamnegeri. Derasnya impor juga mengancam deindustrialisasi. Beberapa asosiasi mengaku mulai terjadiperalihan dari sektor industri ke perdagangan.
Solusinya
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor, mungkin Indonesia dapat mencontoh Jepang dengan politikdumping-nya, yaitu menjual dengan harga mahal di dalam negeri dan harga murah diluar negeri. Sehingga orang termotivasi untuk berproduksi. Contohnya beras.Indonesia adalah negara penghasil beras, tetapi kenapa sampai mengimpor ke negaralain? Jika harga gabah Rp 20.000 per kg, maka orang-orang ataupun investor akanberlomba-lomba untuk membeli sawah dan menghasilkan beras. Sehingga kebutuhan akanberas terpenuhi dan tidak perlu lagi mengimpor dari negara lain.
Dibutuhkan sebuah komitmenagar dapat terlepas dari ketergantungan ini yaitu dengan cara memperhatikan kualitasdan kuantitas dari produksi yang dihasilkan, sehingga terjadi senergi yang salingmenguntungkan. Pemerintahsemestinya terlebih dahulu melakukan perlindungan terhadap para petani di dalamnegeri. Dengan memberikan dukungan permodalan, pendampingan manajerial,pengelolaan pertanian, dan yang paling penting untuk menarik minat para petaniadalah kepastian harga dan jaminan pembelian dari pemerintah atas hasilproduksi pertanian.
Untukmenghilangkan ketergantungan ini antara pemerintah dan masyarakat haruslahsama-sama berjuang. Semua kebijakan ada pada pemerintah. Masyarakat bersifat fleksibel,tiap kebijakan tentu akan diikuti. Pemerintah harus memberi contoh. Tidak hanyamenuntut masyarakat. Jika memang ingin menghilangkan ketergantungan padaproduk-produk impor, maka pemerintahlah yang memiliki tugas untuk menekanmasuknya barang-barang impor ke Indonesia.
Untukmenghilangkan ketergantungan terhadap produk impor tidaklah mungkin karenaIndonesia telah memasuki pasar global. Tetapi kalau memang benar-benar maukembali kepada jati diri dan mandiri tentu kebijakan-kebijakan yang harusdikeluarkan adalah yang berpihak pada produksi lokal agar tidak menjadiproduksi biaya tinggi.
Di era perdagangan bebas tentu pemerintah tidak dapat menolak masuknyaproduk-produk dari luar. Hal paling mendasar yang harus dilakukan pemerintah adalahbagaimana cara memaksimalkan produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing di pasarbebas dan mengupayakan agar masyarakat memiliki komitmen untuk memakai dan mencintaiproduksi dari negerinya sendiri.